APA KABAR SEDULUR !!


SELAMAT DATANG

Apa kabar semua !!!

Perlu para pembaca tahu semua, Ini bukanlah blog yang hebat dan terkenal layaknya blognya para Master Blog di dunia Maya, tapi Blog picisan milik seorang budak pendidikan yang sengaja dibuat untuk orang orang yang haus akan informasi ringan bagaikan kacang klethikan, hmm yang penting bisa memberikan manfaat sedikit daripada tidak sama sekali, meskipun hanya untuk anak-anak SMP atau SD sekalipun..hehe. …

Blog ini hanyalah sebuah khayal
an imaginatif yang saya penuhi dengan tulisan bernuansa irama Dangdut dengan nada A (Amburadul). Kalaupun ada tulisan atau postingan yang bernada B (Beken), tetap saja tidak akan menghilangkan kesan picisannya….

Jika Anda membaca berbagai tulisan dalam blog ini, pasti anda akan terbang seperti layaknya burung elang. Ibarat menjadi burung, anda akan bisa memandang alam mayapada ini tanpa harus naik ke atas Everest (ah!! goroh..). Jangan heran! anda akan merasa puuuas setelah membaca blog ini. meskipun hanya sesaat. Anda akan merasakan nikmat saat mengarungi sebuah teluk dangkal yang berisi blog picisan karya orang besar sebesar semut kecil di padang pasir nan luas.
SALAM SEMUANYA………….

Categories: Blog, Entertainment | Tag: | 5 Komentar

KURIKULUM PENDIDIKAN TIDAK ADA YANG SEMPURNA


Rasanya judul di atas seakan profokatif, karena menjurus pada konotasi jelek dan bermuatan “negatif“, padahal sejatinya hanya sebagai bahan stimulus agar para peselancar dunia maya mau berlabuh sebentar di Pulau Blog penulis untuk sekedar menghirup nafas sembari menikmati kopi sambil membaca artikel ini, yang mudah-mudahan bermanfaat.  Mungkin kalau mendengar  kata kurikulum pendidikan, seperti hal yang tidak begitu penting untuk  dikupas hanya untuk melihat kekurangan maupun kelebihannya. Namun selaku guru, penulis memiliki kewajiban moral untuk sekedar mendalami  materi dari sebuah kurikulum pendidikan. Meskipun pengetahuan yang penulis miliki tentang kurikulum pendidikan masih terbilang minim, namun setidaknya dapat memberikan tambahan referensi bagi para pembaca untuk menelaah lebih lanjut dan lebih mendalam  tentang kurikulum pendidikan di Indonesia.  Memang serba salah, di satu sisi, sebagai guru, hanya berkewajiban untuk  menjalankan dan melaksanakan kurikulum yang sudah ditetapkan Pemerintah, namun disisi lain, sebagai insan akademik, guru memandang perlu adanya koreksi atau kritikan sekiranya pelaksanaan kurikulum yang dirasakan, justru malah membebani guru bahkan merugikan peserta didik.

Terkadang penulis heran dengan adanya perubahan ataupun penyempurnaan kurikulum pendidikan yang didasari oleh uji coba. Jangankan menerapkan pelaksaanaan kurikulum pendidikan secara tuntas dan menyeluruh, mengevaluasi pelaksanaan kurikulum sebelumnya, sejauh penulis tahu, rasanya belum pernah dilaksanakan.  Sebagaimana yang terjadi pada saat kurikulum 2006 diberlakukan, belum sepenuhnya para guru dan pelaku pendidikan lainnya melaksanakan secara tuntas, ternyata sudah diujicobakan kurikulum 2013. Tentunya sebagai guru, tak bisa berbuat apa-apa selain melaksanakan kewajiban 7 tugas pokok guru sesuai kurikulum yang berlaku berdasar pada UU atau permen yang telah ditetapkan oleh pemerintah.  Jeritan guru-guru di daerah pinggiran hanya menjadi hiasan kehidupan pendidikan di Indonesia.  Guru tak lagi seperti jaman dahulu yang tidak terikat oleh berbagai regulasi. Nyatanya guru-guru di zaman dahulu mampu menghasilkan berbagai karya cipta ilmu pengetahuan, bahkan mampu mencetak peserta didik/murid yang cemerlang dan jenius. Sebut saja, Bukhari, seorang perowi hadits yang mampu menghafalkan ratusan ribu hadits nabi hanya dalam waktu beberapa tahun saja, ketika berguru pada Ahmad bin Hambal. Jadi tak bisa dipungkiri, guru di zaman sekarang  terikat oleh berbagai aturan dan norma karena berbagai factor.

Di sini, penulis tidak mengajak pembaca untuk mengkritisi kurikulum yang ada sekarang, namun mencoba menghadirkan pemikiran bebas layaknya seorang pujangga yang bebas berkreasi. Karena bukan kapasitas penulis untuk mengkritisi apalagi mendiskreditkan kurikulum pendidikan di Indonesia, karena penulis  hanyalah seorang guru  SMP di desa terpencil yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.  Terlepas dari itu semua, kurikulum di Indonesia ternyata telah mengalami perubahan dan penyempurnaan sampai 11 kali, seperti gambar di bawah ini.

kurikulum

  1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)

Berorientasi Politis, dengan tujuan mengarahkan orientasi pendidikan Belanda ke pendidikan nasional.  Pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini serta menekankan pendidikan watak.

  1. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952)

Merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dimana setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.  Sudah ada kejelasan dalam silabus tentang guru mengajar.

  1. Kurikulum Rencana Pendidikan (1964)

Menyempurnakan kurikulum 1952. Model pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

  1. Kurikulum 1968

Bernuansa politis karena menganggap kurikulum 1964 sebagai produk orde lama. Tujuan kurikulum : membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama..

  1. Kurikulum 1975

Penyempurna kurikulum 1968. Kurikulum dipengaruhi oleh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

  1. Kurikulum 1984

Merupakan Penyempurna Kurikulum 1975.  Mengusung pendekatan proses keahlian dengan menganggap penting faktor tujuan.  Siswa dianggap sebagai subyek belajar. Pada kurikulum ini menggunakan model CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).

  1. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Merupakan hasil perpaduan kurikulum 1975 dan 1984 yang super padat, karena beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal.

  1. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi.

  1. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Hampir sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya.

  1. Kurikulum 2013

Memiliki tiga aspek penilaian, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.

  1. Kurikulum 2015

Kurikulum tahun 2015 ini ternyata masih dalam tahap penyempurnaan dari kurikulum 2013. Namun Ujian Nasional yang digelar pada tahun 2015 ternyata menggunakan Kurikulum 2006 yaitu KTSP. Karena, untuk saat ini, siswa yang sekolahnya sudah menggunakan Kurikulum 2013 baru melaksanakan tiga semester.

Dari urauian di atas, ternyata kurikulum pendidikan di Indonesia  lebih banyak didominasi oleh bentuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Namun ada juga beberapa kurikulum yang bernuansa potilis, dan pesanan penguasa. Dan jika dicermati lebih dalam lagi, kurikulum di Indonesia hanyalah sebuah program belaka.  Karena itu, wajar saja jika kurikulum bisa mengalami kegagalan karena memang kurikulum adalah program pendidikan.  Keberhasilan sebuah program pasti banyak ditentukan oleh manusianya itu sendiri.  Dan bisa jadi program kurikulum 2013 mengalami kegagalan atau ketidaksempurnaan. Mengapa demikian ?  Karena hal itu disebabkan oleh mulai ada indikasi bahwa kurikulum 2015 yang masih dalam tahap penyempurnaan  akan bergulir.  Semoga kurikulum 2013 mampu menjawab tantangan dan persoalan pendidikan di masa sekarang, bukan menjadi pemanis kebutuhan pendidikan di Indonesia, dan bukan pula  pesanan penguasa untuk memperkuat kekuasaannya. Dengan demikian dapat diambil satu konklusi bahwa kurikulum di Indonesia sampai saat ini belum ada yang berhasil  secara optimal.

 

 

 

 

 

 

 

 

Categories: Artikel, Blog, Pendidikan | Tag: , | 1 Komentar

Diproteksi: MEMBEDAH KATA “TERPADU” DALAM IPS


Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:

Categories: Artikel, Entertainment | Tag: | Masukkan password Anda untuk melihat komentar.

ANI ZAINAB ( cerpen ke 14 )


        Ani Zainab adalah seorang perempuan muda yang hidup serba kekurangan, miskin harta dan miskin tahta, karena hanya bekerja sebagai buruh tani pada seorang Tuan Tanah di Kampung halamannya.  Ani hidup bersama seorang Ayah yang sudah tua dan seorang kakak laki-laki yang memiliki kelainan fisik, cacat seumur hidup.  Hidup Ani sangat miskin dan menderita karena harus menafkahi semua kebutuhan hidup keluarganya. Kakak laki-lakinya tidak lagi mampu menjadi tulang punggung keluarga karena cacat yang diderita. Begitupun dengan keadaan Ayahnya yang sudah tua, dan sering sakit-sakitan. Orang kampung bilang, ayah Ani hanya tinggal menunggu hari. Hal ini yang menyebabkan Ani harus banting tulang mengais rezeki, agar ayahnya bisa diobati.

       Melihat keadaan keluarga yang seperti itu. tak mungkin Ani membiarkan orang tuanya bekerja menjadi buruh seperti yang Ani lakukan. Hatinya hanya berharap semoga Tuhan memberikan kesembuhan kepada Ayahnya.  Dengan keadaan hidup yang serba kekurangan, Ani terpaksa meninggalkan sekolah sewaktu kelas dua SMP. Ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena keadaan Ayahnya yang sudah sakit-sakitan. Semua itu ia lakukan karena hidup keluarganya yang semakin menderita. Ia lebih baik meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih bekerja menjadi buruh tani meskipun hasil yang diperoleh sangat kecil. Ia tak bisa menikmati masa remaja seperti anak-anak kebanyakan. Baginya, uang lebih penting untuk menyambung hidup keluarganya daripada menikmati masa remaja dan bersekolah. Derita Ani semakin bertambah ketika sang Ibu yang ia sayangi harus pergi meninggalkan dunia untuk selamanya. Beban hidup yang ia jalani menjadi semakin berat, karena tidak ada lagi anggota keluarganya yang bisa meringankan atau setidaknya membantu Ani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia harus bekerja sendiri tanpa ada lagi bantuan dari sang ibu. Namun dengan rasa ikhlas, ia masih mampu bertahan dengan segala kekurangan yang Ani miliki.

       Terkadang ia sempat putus asa melihat kondisi keluarganya, hingga suatu saat ia ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, namun seketika terbayang ayahnya yang terbujur lemas di pembaringan yang sudah usang.  Akhirnya rencana untuk mengakhiri hidupnya tidak sampai terjadi.  Tiap malam ia kerap kali menangis atas nasib yang terjadi pada dirinya. Mengapa Tuhan memberikan cobaan seperti ini, mengapa sampai sekarang derita yang ia alami tidak pernah berakhir.  Pertanyaan-pertanyaan itu seringkali hadir takkala Ani sedang mendampingi Ayahnya yang sakit dipembaringan. Ayahnyapun kadang seringkali menangis, tak tega melihat Ani, anaknya harus mengurusi semua beban yang seharusnya ia lakukan sebagai kewajiban seorang Ayah. Apa mau dikata, sakit yang diderita, memaksa  Ani harus menggantikan posisinya.

       Namun takdir manusia tidak ada yang tahu, hanya Tuhanlah yang tahu. Ternyata, nasib Ani berkata lain. Hidup Ani dan keluarganya mulai berubah saat anak dari Tuan Tanah menikahi dirinya.  Walaupun pada awalnya, keluarga dari Tuan Tanah banyak yang menentang dan tidak setuju karena kemiskinannya, namun pada akhirnya menerima pernikahan mereka meski dengan hati yang sangat terpaksa.  Kehidupan Ani tidak lagi merasa kekurangan, semua kebutuhan hidup, Amar, suaminyalah yang menanggung.  Ayahnya yang sedang sakit, dibawanya ke rumah sakit, sementara kakak laki-lakinya, di berikan ruangan khusus  dengan 2 orang pembantu.  Betapa beruntungnya Ani karena mendapatkan Amar, orang muda kaya raya, memiliki kekayaan melimpah, rumah yang mewah, mobil yang banyak dan segala kemegahan lainnya.  Amar sendiri adalah anak tunggal dari istri pertama Tuan Tanah yang memiliki pekerjaan sebagai Direktur di beberapa perusahaan milik ayahnya.

       Suatu ketika, Amar berkeinginan mengajak Ani berpindah ke Jakarta, karena perusahaan miliknya mulai merambah ke kota. Akhirnya Amar dan Ani sepakat memutuskan untuk pindah ke Jakarta dengan memboyong Ayah dan kakak laki-lakinya. Berita kepindahan Amar dan Ani membuat ibu Amar bersedih, karena waktu itu Ani sedang hamil 8 bulan.  Ibu Amar menghendaki agar Ani tetap di kampung, namun karena Amar  sudah tidak tahan sering melihat perlakuan saudara-saudara tirinya terhadap Ani, ia tetap memutuskan pindah ke Jakarta.

     Pergilah Ani bersama suami dan keluarganya ke Jakarta. Di tanah perantauan, ia hidup bergelimang harta, serba kecukupan.  Sampai lahirlah anak pertama mereka dengan selamat. Betapa senangnya hati Amar ketika Ani telah melahirkan anak laki-laki yang ia impikan, terlebih lagi ibunya Amar, saat mendengar berita cucunya telah lahir. Tetapi dibalik kebahagiaan keluarga Amar dan Ani, ada beberapa saudara tiri Amar yang tidak suka terhadap kelahiran cucu yang pertama Tuan Tanah.  Mereka seakan tidak terima dengan kehadiran bayi laki-laki yang akan menjadi pewaris kekayaan Tuan Tanah.

     Mereka juga tidak terima karena Ani bukanlah keturunan darah biru. Ia dianggap orang miskin yang kebetulan saja menjadi istri Amar. Karena itu, dengan segala tipu daya dan muslihat, saudara-saudara tiri Amar merencanakan penculikan terhadap bayi Ani dan Amar, kemudian membunuhnya.  Rencana mereka berhasil, bayi Ani diculik dan dibuang di tengah hutan dengan harapan mati dimakan binatang buas. Tak disangka ternyata hilangannya bayi, telah membawa petaka baru buat Ani.  Amar telah menuduhnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas hilangnya bayi laki-laki yang mereka sayangi. Amar tidak terima dengan apa yang terjadi. Diceraikanlah Ani, lalu dipulangkan ke kampung halaman. Setelah sampai dikampung, Ani dan keluarganya hanya diberi harta 1 petak sawah buat menyambung hidupnya. Kemudian Amar melanjutkan bekerja di Jakarta, meninggalkan Ani dalam keadaan duka yang sangat mendalam.

      Betapa senangnya saudara-saudara tiri Amar saat mendengar Ani diceraikan Amar dan dikembalikan lagi ke kampung halaman.  Suatu hari, ketika Ani sedang menuntun ayahnya hendak pergi ke surau, saudara tiri amar mengunjunginya. Mereka ingin melihat keadaan Ani dan keluarganya. Kedatangan mereka bukan mau memberi bantuan atau memberikan angin kesejukan tetapi malah menambah kesedihan Ani karena perilaku mereka yang kelewatan. Mereka mengejek bahkan cenderung menghina karena keadaanya. Bahkan sempat, salah satu diantara saudara tiri Amar meludah ke tanah, seakan jijik melihat Ani yang miskin. Melihat perilaku bekas saudaranya, Ani hanya berlapang dada, bersabar atas apa yang direncanakan oleh Tuhan. Meskipun hatinya perih, pedih, dengan linangan air mata, Ani tetap menuntun Ayahnya menuju Surau, tempat ia dan Ayahnya bersembahyang. Meskipun kehidupan Ani kembali seperti dahulu,  ia tidak merasa sedikitpun menyesal. Ani tidak mau memperlihatkan beratnya beban tersebut kepada ayah dan kakak laki-lakinya.  Dengan segala kemampuan yang Ani miliki, ia akan selalu tabah dan tegar menghadapi semua yang akan terjadi.

     Setelah 2 tahun berlalu, tersiar kabar bahwa, Amar sudah menikah lagi, namun pernikahan mereka hanya bertahan 4 bulan karena istrinya meninggal akibat penyakit kangker yang ia derita.  Yang lebih membuat Ani terkejut adalah, kabar ditemukannya bayi laki-lakinya oleh seseorang yang melaporkan ke pihak Polisi.  Sekarang bayi itu ada di rumah Tuan Tanah bersama mantan Ibu mertua atau neneknya. Betapa bahagianya hati Ani saat mendengar bayinya ditemukan. Ingin rasanya ia menengok tapi urung karena keadaan Ani yang bukan lagi menjadi bagian dari keluarga Tuan Tanah.

      Beberapa hari kemudian, datanglah Amar ke rumah Ani, dengan membawa berita yang menyenangkan dan membahagiakan. Betapa tidak, Amar mengajaknya untuk kembali ke rumahnya untuk menjadi istri yang ke dua kali. Di depan Ani, Amar bersujud sambil menangis karena teringat kesalahan yang telah ia lakukan kepadanya.  Melihat apa yang dilakukan Amar terhadapnya, Anipun larut dalam tangisan.

      Akhirnya Ani dan Amar melangsungkan pesta perkawinan yang kedua. Keduanya hidup rukun dan bahagia dengan kehadiran anak yang kedua. Sementara saudara tiri Amar dimasukan ke dalam bui, suatu tempat dimana para penjahat dan penyamun tinggal bersama dalam sel tahanan. Mereka harus menerima hukuman yang setimpal, sebagai akibat perbuatan yang mereka lakukan.

Selamat berbahagia buat Ani Zainab dan Amar Zukhri

 

 

Prupuk, 5 Januari 2018

Penyusun

Mbajeng BMG

Categories: Entertainment | Tag: | 7 Komentar

Diproteksi: KADO TERAKHIR


Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:

Categories: Cerpen, Entertainment | Tag: | Masukkan password Anda untuk melihat komentar.

Diproteksi: Di Bawah Naungan Bulan dan Bintang (Cerpen)


Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:

Categories: Cerpen, Entertainment | Masukkan password Anda untuk melihat komentar.